Rabu, 30 September 2015

Perjuangan Artis Rima Melati Melawan Kanken Payudara Hingga Sembuh


Kisah Bagaimana Aktris Rima Melati Mengobati Kanken Payudara Hingga Sembuh

Rima Melati Melawan Kanken Payudara Hingga Sembuh
Rima Melati Melawan Kanken Payudara Hingga Sembuh

 
Untuk anda penikmat film tahun 70 – 90an pasti kenal siapa Rima Melati, beliau adalah aktris papan atas di zaman itu. Hampir setiap film menggunakan aktris ini, karena memang dikenal dengan kemampuan aktingnya yang luar biasa. Beliau juga merupakan istri dari aktor papan atas di zamanya. Yaitu Frans Tumbuan. Rima pernah meraih Piala Citra juga pada Festival Film Indonesia tahun 1973 dalam kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam film Intan Berduri bersama Benyamin Sueb yang memperoleh penghargaan sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik dalam film yang sama.
Siapa sangka artis ini pernah terkena kanker payudara di masa lalunya. Ini membuktikan penyakin kanker payudara tidak pilih kasih. Siapapun dan dari kalangan manapun dapat terkena penyakit ini


Jadi mulai saat ini biasakan rutin memeriksakan salah satu aset berharga kaum perempuan ini. Karena lebih baik mencegah dari pada mengobati
 

Meski mengundang kematian dengan angka yang cukup tinggi, namun tidak semua perempuan gentar menghadapi penyakit kanker payudara. Salah satunya adalah artis Rima Melati yang bersemangat tinggi untuk tetap hidup setelah divonis kanker ganas saat usianya menginjak 50 tahun. Meski terserang kanker payudara stadium lanjut, bintang film kawakan ini berhasil sembuh dan kembali sehat. Kisah hidupnya inilah yang kini dikampanyekan pada masyarakat agar selalu waspada terhadap penyakit kanker.

Berbalut pakaian semi kebaya berwarna merah muda dan rok panjang bermotif batik, Rima Melati hadir di tengah masyarakat Kota Solo di acara seminar Waspada Bahaya Kanker pada Wanita yang digelar oleh Rumah Sakit Dr Oen Surakarta beberapa waktu lalu. Perempuan yang 22 Agustus tahun lalu genap berusia 70 tahun ini tampak selalu tersenyum di hadapan peserta dengan wajahnya yang masih terlihat segar. Pada kesempatan itu Rima bercerita panjang lebar perjalanan hidupnya mulai dari awal terserang kanker payudara hingga akhir penyakit itu hilang dari tubuhnya.
“Sebelum terkena kanker payudara, saat berusia 42 tahun saya pernah terkena kanker usus besar,” jelas Rima mengawali cerita. Namun, karena penyakit ini memiliki gejala yang bisa dirasakan, segera diketahuinya yang kemudian dilakukan operasi. Setelah sembuh, Rima kemudian kembali kepada kesibukannya sebagai seorang pemain film dengan jadwal syuting yang cukup padat. Pola hidupnya pun menjadi tidak teratur, seperti tidur yang kurang, makan serba siap saji, olahraga tidak teratur, dan lainnya.

Rima melati berhasil sembuh dari kanker payudara
Rima melati berhasil sembuh dari kanker payudara

Menurut Rima life style (gaya hidup) selama bertahun-tahun yang tidak sehat tersebut adalah salah satu faktor pemicu munculnya sel kanker yang menyerang payudaranya. Awalnya, Rima merasa tidak ada yang aneh dengan payudaranya, hingga suatu ketika merasakan ada sebuah benjolan kecil. Namun karena pada benjolan itu tidak sakit maupun nyeri, artis yang pernah menyabet berbagai penghargaan di dunia perfilman ini tak bercerita pada orang lain. “Ketika mengetahui adanya benjolan di payudara tidak ada hal yang saya lakukan selain membiarkannya. Karena pada saat itu informasi tentang kanker payudara masih sangat sedikit,” jelasnya.
Ketika pada akhirnya benjolan tersebut semakin membesar, Rima kemudian memberanikan diri bertanya kepada temannya yang kebetulan seorang dokter. Beberapa saat setelah diperiksa, kontan temannya tersebut marah karena benjolan yang ada sudah cukup besar. “Karena saya juga tidak tahu apa-apa, saya balik marah ke dia,” ujarnya.
Saat itu pula Rima diimbau untuk datang ke klinik dokter tersebut untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Namun, lagi-lagi karena dirinya tidak begitu memperhatikan dampak yang sangat fatal atas benjolan tersebut, pemeriksaan urung dilakukan.
Sudah Terlambat   
Beberapa hari kemudian Rima pun akhirnya bercerita pada suaminya, Frans Tumbuan perihal benjolan itu. Kontan, sang suami kaget dan marah, sama seperti yang dilakukan rekannya. Akhirnya Rima ditemani suami memeriksakan diri ke dokter yang kemudian dilakukan mamografi (pemeriksaan kelenjar payudara dengan sinar X). Dokter yang memeriksa Rima saat itu hanya terdiam, dan tidak berani menatap mata Rima, hingga kemudian sang dokter menjelaskan hasilnya sang suami. “Akhirnya saya pun mengetahui bahwa saya divonis kanker payudara dengan stadium lanjut, seketika itu juga yang terbayang adalah kematian,” kenang Rima.
Dikatakannya, saat divonis positif terkena kanker payudara sudah dalam keadaan terlambat sehingga payudaranya harus diangkat. Rima mengisahkan, semangat untuk tetap bertahan hiduplah yang membuatnya terus mencari usaha terbaik agar dapat tetap menghabiskan waktu bersama orang-orang yang dicintai. 

Karena masih terbatasnya alat operasi di Tanah Air, saat itu dokter menyarankan agar Rima terbang ke Belanda untuk melakukan pengobatan. Di negeri Kincir Angin tersebut, operasi dilakukan dengan mengangkat separuh bagian payudara yang ditumbuhi sel-sel kanker. Pascaoperasi, beragam pengobatan pun dilakukan mulai dari terapi radiologi hingga puluhan kali kemoterapi.

“Saat dikemoterapi, seluruh badan terasa sakit yang luar biasa, perut mual hingga rambut mengalami kerontokan. Tetapi karena selalu terbayang anak-anak dan keluarga, saya tetap harus fight (berjuang) dengan kondisi ini dan saya harus sembuh,” terang Rima yang juga mengaku pernah menjadi pecandu rokok. Karena semangatnya itulah akhirnya tetap melakukan pengobatan hingga penyakitnya sembuh total dan dapat beraktivitas kembali.

Saat ini, di Indonesia kanker payudara menduduki peringkat dua untuk jumlah penderita setelah kanker mulut rahim. Sayangnya, penderita kanker payudara di Indonesia kerap berakhir dengan kematian. Rima memberikan tips sederhana, apabila istri, anak, atau saudara, bahkan kerabatnya menemukan sebuah benjolan tidak layak dalam tubuhnya maka segera periksakan ke dokter. “Ibu-ibu tolong jangan pergi ke mana-mana ketika mengetahui ada keanehan, langsung saja ke dokter,” imbaunya.

1 komentar:

Muhammad Adam Hussein, S.Pd mengatakan...

Wajib diikuti caranya dan menginspirasi, wah mas, kalau memang mau bikin buku ya seharusnya lengkap dong dalam membuat artikelnya dengan referensi.

Posting Komentar

Posting Lama ►
 

Footer1

FOOTER 2

Footer 3